Surau yang berarti “Mushola” dan Silek yang berarti “Silat”.
Adil yang diperankan oleh Muhammad Razi (11th) diceritakan sebagai
anak Yatim, Kurip diperankan oleh Bintang Khairafi (12th), dan Dayat
yang diperankan oleh Bima Jousant (11th). Mereka bertiga adalah
anak-anak minang (Padang) yang menggemari seni bela diri Silek (Silat).
Cerita yang berlatar belakang lokasi di Padang ini sangatlah
indah sekali, keindahan ini didukung dengan tehnik pengambilan gambar yang
sangat baik dan tentunya Bahasa yang digunakan di dalam film ini 95% adalah
Bahasa Padang (untuk yang tidak tahu Bahasa Padang, sudah disediakan
terjemahanya kedalam Bahasa Indonesia).
Awal cerita Adil yang sedang bertanding silek dengan Hardi
(F Barry Cheln-11th) di gelanggang olahraga mengalami keganjalan
saat detik-detik terakhir, yaitu Hardi melempar pasir ke mata Adil yang membuat
Adil menjadi kalah dalam pertandingan tersebut.
Singkat cerita Adil mendapatkan tekanan yang sangat luar
biasa yaitu dengan perginya paman Rustam (Gilang Dirga) sebagai guru silatnya dan pembullyan yang
dilakukan Hardi saat di sekolah, juga masalah yang sangat bertubi-tubi terus
melanda Adil.
Pada akhir cerita Adil mendapatkan guru Silek yang luar
biasa dan bertanding dengan Hardi lagi di Final. Siapakah yang menang pada
babak Final? Silahkan tonton di beberapa bioskop dibawah ini :
Pesan moral yang disampaikan melalui film ini sangatlah
banyak. Yang paling ditekankan adalah 3 perkara yang bisa menolong orang ketika
sudah tiada yaitu :
- Sedekah jariyah
- Ilmu yang bermanfaat
- Doa anak sholeh
Selain itu juga ada pesan bahwsanya “Sholat, Sholawat, dan
Silat harus berjalan bersama agar seimbang”. “Lahir Silat mencari kawan, Batin
Silat mencari Tuhan”. Silat dalam minang adalah bagian dari amal ma’ruf nahi
mungkar.
Intinya adalah harus ada keseimbangan dalam berlatih silat
agar silat yang sudah dipelajari bukan untuk hanya kesombongan semata,
melainkan untuk mengkontrol diri dan menyeimbangkan diri antara kehidupan dunia
dan kehidupan akhirat.
Apakah film ini direkomendasikan untuk ditonton? Ya menurut
saya pribadi Film ini wajib diputar disekolah-sekolah seluruh Indonesia, akan
tetapi harus ada pengawasan dan penjelasan yang ketat terhadap anak-anak
milenial jaman sekarang. Karena pada film ini ada adegan yang menggambarkan
rasa suka terhadap lawan jenis dengan usia yang masih sangat dini (menggoda
Rani – Randu Arini). Selain adegan tersebut, ada adegan perkelahian di
lingkungan sekolah yang menurut saya kurang cocok karena sejatinya sekolah
adalah pendidikan karakter. Sehingga siswanya harus memiliki karakter yang
lebih baik.
Perjuangan, latihan yang keras, pantang menyerah, tanggung
jawab, persahabatan, keluarga, agama, dan doa sangat kental dengan film ini.
Maaf ya jika review dari saya masih seadanya. Hanya ini yang
bisa saya tuliskan. Selebihnya silahkan untuk langsung datang ke Bioskop
terdekat untuk menyaksikan film “Surau dan Silek”.
PS : OSTnya saya sangat suka lho. Seventeen – Mimpi Besar
Comments
Post a Comment