Skip to main content

Liburan Terpanjang Episode 4 (Hari ke-3)

Selasa, 30 Desember 2014.
Setelah menikmati perjalanan panjang dari Jawa Tengah – Jawa Timur, yang lebih tepatnya Demak – Banyuwangi akhirnya sampai juga di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi pada pukul 02.00 WIB untuk melakukan penyeberangan menggunakan kapal Feri ke pelabuhan Gilimanuk, Bali. Sekitar pukul 04.00 bus baru saja mendapat giliran untuk menyeberang. Dan ini adalah kali pertama saya melakukan penyeberangan ke pulau lain yaitu Bali. Bus masuk ke bagian bawah dan seluruh penumpang bus naik ke atas kapal. Kebetulan saya dapat mengambil beberapa gambar di prahu saat penyeberangan. Ini dia fotonya.





Penyeberangan tidaklah memakan terlalu lama waktu yang kita sediakan. Sekitar 30 menit kita sudah sampai di pelabuhan Gilimanuk, Bali dan waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 WITA. WITA? Yaps WITA, Waktu Indonesia Bagian Tengah.
Sesampainya di Bali yang dilakukan adalah sholat subuh, yang kemudian melanjutkan perjalanan dari pelabuhan Gilimanuk ke Denpasar, Bali. Perjalanan dari pelabuhan ke pusat kota Bali memakan waktu yang cukup lama sekitar 6 jam. Perjuangan sampai ke Denpasar, Bali masih akan berlanjut.
Sarapan pertama di Bali sungguh sangat luar biasa, saya hanya memakan sebagian kecil dari apa yang ada di piring, karena lidah saya merasa tidak cocok dengan makanan yang ada di Bali. Walaupun sudah makan di tempat yang berlabel “Halal”. Akan tetapi saya tetap meragukan semua makanan tersebut. Karena sepanjang jalan dari Gilimanuk ke Denpasar terpampang dengan sangat jelas tulisan “Daging Gulai Babi”. Ya begitulah adat atau tradisi atau kehidupan sehari-hari dari masyarakat Bali. Sungguh sangat beragam.
Beruntunglah di sepanjang jalanan Gilimanuk – Denpasar disuguhi pemandangan yang sangat luar biasa “wow”. Tetapi saya tak dapat mengambil gambar, karena posisi ada di bus dengan kecepatan laju bus tida memugkinkan untuk mengambil gambar agar gambar bisa fokus. Kalau ini sih faktor kameranya. Hehehe
Sesampainya di Denpasar seluruh jamaah langsung check-in di Hotel yang cukup jauh jaraknya dengan pantai. Membutuhkan waktu 1 jam untuk kondisi normal dan sekitar 2 jam untuk kondisi macet. Setelah check-in langsung istirahat sejenak, sholat dzuhur dan makan. Sekitar pukul 14.00 WITA ada beberapa rombongan (tidak semua jamaah ikutan) yang memutuskan untuk pergi ke Kuta (read : Kute) Beach atau pantai Kuta.
Kali ini keluar dari zona jamaah, karena kita berniat untuk mengejar sunset yang ada di Kute. Perjalanan menuju Kute – pun dimulai. Awalnya akan menyewa sedan/sejenisnya untuk ber-8 orang. Akan tetapi berubah pikiran untuk mencoba jalan kaki terlebih dahulu. Yah karena jalan kaki butuh waktu yang lama dan bisa menguras tenaga yang pada akhirnya akan kehilangan moment penting di Kute, alhasil kita mulailah mencari angkot. Eh angkot, mobil umum yang digunakan untuk di sewa dengan sekali jalan/pun sewa perjam.
Jangan pernah berharap akan melihat angkot di Bali. Tapi walaupun tidak ada angkot di Bali, pada akhir tahun Bali akan macet. Macetnya parah sekali. Melebihi macetnya Cikarang pada saat jam sibuk. Semoga kalau kesana lagi bukan saat-saatnya macet.
Setelah menikmati macet, masih harus di tempuh dengan jalan kaki sekitar 3 Km. Cukup menantang, karena udaranya cukup panas. Akan tetapi perjuangan semua itu terbayar lunas semua dengan sangat puas setelah sampai di Legian Beach yang berdekatan dengan Kute Beach. Kute Beach yang terkenal dengan hard rock cafe-nya. Sayang sekali saya tidak sampai ke Hard Rock Cafe hanya sekedar untuk berfoto-foto saja. Dan ini adalah hasil jepretan saya di Kute Beach.





Ada cerita unik saat akan melakukan sholat ahar, yaitu kita kebingungan untuk melakukan sholat ashar. Tak ada mushola, bahkan masjid. Karena mayoritas agama di Bali adalah Hindu. Akhirnya saya beserta teman saya nekat untuk masuk ke hotel yang satu malamnya dimulai dari harga paling murah yaitu 2jt net/orang. Disaat akan masuk kita bertanya dengan security apakah ada tempat untuk sholat atau tidak? Ternyata ada. Dalam hati saya “ wah ini kesempatan sekali bisa masuk hotel berbintang yang mahal, walaupun hanya untuk sholat.” Saat akan memasuki lorong menuju tempat sholat, ada salah seorang security hotel tersebut bertanya “ Anda pengunjung Hotel sini?”, dan sepontan teman saya menjawab “Ya”. Terkaget-kagetlah aku ini. Wow saya penghuni hotel ini. Dalam hati saya tertawa terbahak-bahak. Dan akhirnya sholat-pun selesai.
Setelah sholat ashar, yang dilakukan adalah kita melakukan sesi foto-foto dengan pantai dan matahari. Waktu menunjukkan pukul 19.00 dan langit masih sangat cerah bahkan adzan maghrib-pun belum terdengar. Yang terdengar hanyalah music DJ (ajep-ajep). 19.30 saat maghrib datang kita memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat. Yang terjadi saat akan pulang adalah sama dengan saat akan berangkat. Yaitu memberhentikan mobil yang mau di sewa sampai ke depan Hotel.

Sesampainya di Hotel, mandi, sholat, makan, dan tidur. Berlanjut ke hari selanjutnya. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Film Surau dan Silek

Surau yang berarti “Mushola” dan Silek yang berarti “Silat”. Adil yang diperankan oleh Muhammad Razi (11 th ) diceritakan sebagai anak Yatim, Kurip diperankan oleh Bintang Khairafi (12 th ), dan Dayat yang diperankan oleh Bima Jousant (11 th ). Mereka bertiga adalah anak-anak minang (Padang) yang menggemari seni bela diri Silek (Silat). Cerita yang berlatar belakang lokasi di Padang ini sangatlah indah sekali, keindahan ini didukung dengan tehnik pengambilan gambar yang sangat baik dan tentunya Bahasa yang digunakan di dalam film ini 95% adalah Bahasa Padang (untuk yang tidak tahu Bahasa Padang, sudah disediakan terjemahanya kedalam Bahasa Indonesia). Awal cerita Adil yang sedang bertanding silek dengan Hardi (F Barry Cheln-11 th ) di gelanggang olahraga mengalami keganjalan saat detik-detik terakhir, yaitu Hardi melempar pasir ke mata Adil yang membuat Adil menjadi kalah dalam pertandingan tersebut. Singkat cerita Adil mendapatkan tekanan yang sangat luar biasa yait

Galeri Persami SMP, SMA, SMK Al-Luthfah 2015

Berikut ini adalah beberapa foto hasil jepretan saat Persami SMP IT, SMA IT, dan SMK Al-Luthfah.

MozBelajar YPIT Al-Luthfah

Sabtu, 1 Agustus 2015 siswa-siswi YPIT Al-Luthfah mengikuti kegiatan #MozBelajar yang diadakan oleh Mozilla Indonesia. Acara MozBelajar kali ini dihadiri oleh +/- 20 siswa perwakilan baik dari SMP IT, SMA IT, maupun SMK Al-Luthfah. MozBelajar yang berjalan dengan sangat menyenangkan ini membahas tentang Webmaker App dari Mozilla. Dengan Webmaker kita bisa belajar tentang bagaimana berkontribusi di web. Pada MozBelajar kali ini dibawakan oleh saya sendiri (Ahmad Munif) sebagai FSA (Firefox Students Ambassadors) dan Mozillian Indonesia. Materi utama yang disampaikan adalah Webmaker. Dan dilanjutkan dengan sesi download bersama. Setelah download bersama, diadakan team project. Team Project terdiri dari 4 orang dan mereka merancang apa yang akan di buat di Webmaker. Berikut ini adalah hasil dari masing-masing team : Team Planet (MOPD) :  https://beta.webmaker.org/#/project?user=454905&project=5934 Team Life (Jalan Kehidupan) : https://beta.webmaker.org/#/project?user=4549